Pagi tanggal 11 januari 2011. karna 11-1-11 tanggal yang cantik buat jadian (kata orang alaylah) ahahahah. Nah pada pagi hari yang cerah dan sejuk itu, terkantuk-kantuk saya bangun dari tidur. Pagi ini sejuk sekali. saya pun dengan gontainya beranjak dari kasur, solat,mandi dan ngampuss.
Nyampe dikampus telat matkul KBS, menyelinap saya kekelas. SOz becoz Bu Dosen lagi pipis atau apalah, jadi gak ada dikelas. Namun beliau sepertinya tau saya terlambat (baru aja 5 menit telatnya).
Next matkul MJP, saya tidak bernyawa. kenapa? Hahaha. Jangan terkejut karna saya pindah ke pojokan paling belakang, minjem sweater si nizar (karna dia kepanasan,daripada mubazir, ya saya pinjem) buat apa? Buat dipake kebadan saya? Bukan,dodol! tapi buat saya jadiin bantal diatas meja saya. Dan... demi melihat tumpukan 2 sweater hangat, sebuah tas empuk. Tidurlah saya dengan damainya selama 2 jam Pak Agus mengoceh (maavin is yah pak. ngantuuk beraad abisnya tadi malam saya berkerja keras mencari nafkah di texas hold em' poker :D )
Selesai ocehan Pak Agus, saya langsung capcuss donk kekantin emak. KOmbinasi mata yang ngantuk dan perut yang lapar membuat hormon "Kantinisius" menjalar menyebar diseluruh tubuh ini. Dibelakang saya ternyata ada juga dua makhluk -kelaparan gak sarapan butuh makan kasian deh lu- bernama Bang LOng (rangga) dan si KArim.
Saya lalu memesan secangkir kopi hitam gak pake moka. Kopi yang benar2 hitam kayak yang papa minum dirumah (ini berguna utk mengumpulkan nyawa dimata saya agar berthan hingga pukul 2 siang nanti)
Kopi datang di meja saya. Namun anehnya dimeja saya itu sudah ada juga secangkir kopi Robusta hitam yang mirip punya saya. Wah, siapa nih dikampus yang mau nyaingin saya minum kopi? Saya pikir itu punya si Along. yasudah saya selembe waelah nyelonong nyari gorengan. ternyata, tak lama saya mendengar suara Bariton Khas bapak2.
" Bah, Yang mana kopiku ya? Lupa aku sebelah mana kopiku ini. Lha ini dimeja ku kopi siapa kira-kira?" kata Bapak itu, berlogat batak campur prancis (mampus kan mikirnya? pikir aja sendiri deh batak campur perancis itu gimana :)
Bapak itu menoleh ke Along. Along diem. Terang saja wong dia pesan aer putih. Dia malah bingung dipandangin begitu. Bapak itu lalu menoleh ke karim. Ini lebih parah. Gak jelas tuh yang didalam gelasnya minum apa. Saya curiga isinya adalah xtra joss dicampur cincau? iya kali ya? :D
" Itu kopi saya , Pak" Kata saya yang baru kembali membawa piring berisi gorengan. Mata si Bapak mengkerut.
" Bah, cewek2 tapi ngopi kau yah? kenapa kau ngopi pagi-pagi begini? ngantuk yah banyak tugas kuliah kah?" Saya hanya tersenyum. Selebihnya bapak itu pun duduk.
" Ini aku bingung. Mana kopimu, mana kopiku. " katanya merisau dengan Logat bataknya masih kental. Dipandanginnya benar2 dua gelas kopi dihadapannya. Disentuhnya tiap piringnya. Sumpaahlah saya gak bohong teman. Dia melihat kopi itu sampe tenundok-nundok.
"KOpi saya mah belum diminum, Pak. Baru datang tadi." itu deadcard buat dia. maksudnya, saya gak mau deh ya, kopi saya ampe ketukar dengan yang udh diminum Pak BAtak ini.
" Sunda ya kau ya? ahahahah (dia ketawa). Aku juga punya kopi belum kuminum. Samalah kita. Ah ya. Kopiku sudah kuaduk gulanya. KOpimu belum itu. Coba kau liat." Bener juga! kopi saya masih original dgn gula putih yang masih mengendap dibawahnya. Oke. Masalah kopi selesai. Kita akhirnya duduk satu meja.
" 6 Tahun aku diparis, kopi paling enak ya kopi kita ini... " Katanya memulai percakapan. Demi mendengar kata Paris,Along kemudian tertarik untuk lebih dalam berdiskusi sama si Pak SiHombing ini. Mukanya mirip Pak Batu. Cuma bdannya gak gendut.
" Aku ini satu letting sama Pak Batu. kalian-kalian ini kalau mau belajar bahasa perancis silahkan ketemu diwaktu luangku. Aku ajari kalian"
"Sekolah diluar negri mahal sekali. Sewa aprtmen dan kuliah satu semester bisa menghabisakan 400juta mata uang rupiah. Jual kebun lah emakmu kalau jadi aku." Katanya sembari mengaduk kopinya.
" itu 400 juta jaman dulu. Jaman aku masih mahasiswa seperti kalian. Aku tak tau kalau sekarang. Untung kemarin aku dibiayai negara. " Matanya menerawang. kemudian dia menceritakan kisahnya selama di Paris. Sebuah kota mode. Kota yang cantik didunia. Bagaimana hidup disana. pontang panting bekerja karna yang ditanggung negara adalah uang kuliah dan tempat tinggal, sisa sedikit untuk makan.
Kadang2 harus menumpang di flat teman jika memang kepepet tidak bisa membayar uang apartemen. Kadang harus kedinginan tidur di kursi perpustakaan Kampus karna fasilitas lengkap untuk mengerjakan tugas kuliah hanya ada diperpustakaan, Yah... karna Pak Sihombing gak mampu untuk membeli komputer sendiri seperti mahasiswa lain.
" Kuliah dengan sungguh-sungguh kalian karna masih diberi kesempatan. Kejar cita2 kalian setinggi-tingginya. oh ya, kalau kalian mau diskusi sama aku, Aku dosen di Listrik. Bolehlah kapan2 kita mengopi seperti ini. Aku suka berbagi pengalaman sama mahasiswa. Hahahaha..."
Sambil menyeruput kopi, saya pun ikut menerawang. berpikir dan berdoa dalam hati agar suatu saat saya bisa kesana. See? kami meminum kopi yang sama. Tapi siapa tahu keberuntungan saya bisa sama juga seperti Pak Sihombing? Terbayang wajah teman teman saya. Mereka punya impian. Mereka ingin sukses. Tinggal doa dan keberuntungan kami yang bermain sekarang. Bisakah kami? Saya YAKIN bisa asal kita jangan putus asa. Diomel dosen ? oke. Disiksa dengan tugas? gak masalah. Dosen merajuk? Dibujuk. Bawa senyum sajalah... :)
Jam menunjukan pukul 10.20. Saya dan teman2 lalu beranjak mengikuti kuliah selanjutnya. Terima kasih, Pak. Atas ilmu nya pagi ini.
0 Comments:
Posting Komentar