Dear God...



-->



Assalammualaikum.
Tuhanku… Maaf kalo aku adalah salah satu hamba-Mu yang paling cengeng. Banyak merengeknya. Abis hanya Engkau Yang Maha Tunggal yang mengetahui keadaanku sekarang dan di masa depan nanti.
Tuhan… aku lagi bingung. Pengen sujud bersimpuh buat curhat kepada-Mu. Seperti malam-malam hening yang biasa kita lewati berdua. Hanya ada Kau dan aku saja. Tapi lagi gak boleh solat. Jadi lewat surat ini aja ya. Mudah-mudahan sewaktu-waktu bisa kubaca ulang untuk kembali mengingat apa yang merisaukan hati ini.
Tuhanku yang Maha Mengerti, kenapa hidup diluar sana begitu kerasnya? Kusaksikan pengkhianatan. Tangis yang tercipta karna kezholiman. Kebohongan. Tapi kenapa orang-orang yang telah begitu tulus masih saja dizholimi? Aku takut,Tuhan..
Bukan maksudku untuk takut kepada selain Engkau. Jelas saja Engkau memiliki kekuatan Maha Dahsyat yang bisa meluluhlantakkan aku sekarang juga kalau Engkau mau. Tapi menyaksikan tangis mereka. Mendengar semua-semuanya membuatku gila. Ingin rasanya menutup telinga dan mata ini. Agar hidupku lebih tenang. Tapi gak bisa,Tuhan. Engkau yang mencipatkan Qalbu ini. Kenapa begitu lembeknya?
Wahai zat Yang Agung, tolong lindungi aku dari kehancuran. Bantu aku menjaga Izzah dan kemuliaanku sebagai perempuan, hingga nanti diberikan kepada yang berhak pada waktu yang telah Engkau tentukan. Agar nanti bisa kuajarkan kepada anak-anakku. Aku ingin menjadi lebih santun. Membalas segala keras dengan kelembutan. Kayak yang diajarkan mamah.
Aku tau. Engkau meperdengarkan aku segalanya dan membiarkan aku menyaksikan segalanya supaya aku berpikir kan? Biar aku nd bengal agy kan? Biar jadi perempuan tangguh. Karna, di akhir zaman begini, hanya perempuan-perempuan tangguh yang bisa membawa anak-anak dan suaminya menuju jalan yang memang Engkau siapkan.
Tuhanku yang Maha Mengerti, aku malu menanyakan apa maksud-Mu diatas segala semua yang terjadi. Malu karna otak yang bengal ini pasti belum sampai untuk mencerna ilmu-Mu. Jadi karna aku tinggal di bumi, hantarkan orang tempatku bertanya. Orang yang paham akan segalanya. Luas ilmunya. Kalo bertanya sama ortu,bisa sih. Tapi terkadang berbeda zaman. Lagi-lagi aku yang bodoh kurang bisa mencernanya.
Aku takut,Tuhan. Takut sekali. Melihat orang lain saja aku bisa ngerasain gimana sakitnya. Bagaimana kalau itu terjadi padaku? Atau bagaimana kalau suatu hari aku terpeleset? Masih mau kan Engkau mendengarkan aku? Masih bisa kan kita saling bercerita dimalam-malam hening seperti kemarin?
Tuhanku, bimbing setiap langkahku. Langkah-langkah kecil yang baru belajar buat hidup. Yang terperangah menatap kerasnya hidup. Dan… kalau Engkau mau memanggil aku. Demi Zat-Mu yang menguasai langit dan bumi ini. Aku gak takut. Asal sudah jelas posisiku disana. Biar deket terus dengan-Mu.
Oh iya. Sampaikan solawat dan salam sayangku untuk Yang Mulia Baginda Rasul ya,,, bilang padanya aku merindukannya. Rinduu sekali. Katakan padanya, maaf kalau aku belum mampu untuk sekedar bercerita dakwah. Ingin memperbaiki diri ini dulu yang masih bodoh. Katakan padanya,Tuhanku.
Aku BANGGA menjadi umat beliau.
Tolong,Tuhan. Bimbing langkah-langkah kecil ini bukan untuk menjadi sempurna tercantik dan terbaik. Aku hanya gadis di akhir zaman yang ingin belajar menjadi sholeha. Belajar lembut kayak mamah. Tangguh kayak papah. Sabar seperti baginda Rasul. Biar apapun badai dan huru-hara hidupku kelak, aku tetap bisa berdiri dan bersyukur.
Bimbing dan pertemukan pula aku dan orang-orang yang aku sayang. Yang memang telah tertulis di database pintu langit-Mu. Pertemukan jalan yang terbaik. Ridho dengan segala keputusan-Mu. Nanti kita cerita lagi ya. Ketempat yang lebih hening. Ini hanya note kecil supaya aku gak lupa apa yang mau aku sampaikan.
Terus hantarkan damai di hati ini. Selalu.
Subhana robbika izzati amma yasifun. Waslamun a’la mursalain. Walhamdullilah hi robbil a’lamin.
with love: Maharani

0 Comments:

Posting Komentar

 

NonaSunda Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang