Kita Sahabat :)

Semua sudah berjalan nyaris setahun sejak meninggalkan kelas itu. Tempat penuh canda tawa. Terkadang ada air mata yang kami pecahkan bersama. Hanya bercerita. Menghabiskan tiga tahun disana. Sekolah pengembangan diri akan kesetiakawanan.

Tahun pertama aku disana. Dan dipusingkan dengan sepaket soal kimia. Teman, aku gak akan pernah lupa. Bahwa kita pernah bersama tertangkap basah bergotong royong mngerjakan dan menyamakan nyaris seluruh soal essai itu. Aku ingat. Keenam anak dodol itu tentu saja meraih nilai yang lumayan. 90. 85.75.80. untuk Kimia. Namun kita tertangkap. Dan dengan senang hati membawa lembaran bertuliskan
“Saya sudah bekerja sama dengan teman saya. Untuk itu saya rela dikasi 0”

Atau mencuri beberapa buah mangga sepulang perjalanan kita pas olahraga. Kabur dari sekolah dan pergi ke kebun jengkol punya si jamal onte. Memanen jengkol muda disana. Ngerujak sepulang sekolah dirumah Eka.

Atau duduk bersantai diselasar sembari menyanyi keras-keras karna kelas terlalu panas untuk kita. Bersembunyi dibarisan belakang ketika upacara karna kaos kaki kita belang-belang blaster. Dihukum berdiri didepan kelas oleh Bu Neneng karna kita lupa mengerjakan PR.

Bersumpah serapah ketika tiba-tiba pak Wartono memberikan ulangan mendadak. Dan kita, tentu saja seperti biasa lupa dan tidak belajar karna pertandingan liga inggris tadi malam lebih seru untuk dipedulikan daripada mempedulikan tentang fisika dan anatomi.

Menghibur salah seorang sahabat kita yang tertimpa musibah broken home. Masalah tipikal remaja. Dan bahkan kita tak tahu. Apa yang akan terjadi esok. Atau sibuk dengan cinta monyet. Kita nyaris tidak sempat,kawan. Kebersamaan itu tentu saja telah banyak mengalihkan perhatianku untuk sekedar buang waktu dengan cinta SMA.

Menyaksikan pentas oleh teman-teman yang kewarasannya dipertanyakan saat berlaga didepan kelas. Tarian yang meniru britney spears. Suara yang meniru afgan bahkan sesosok makhluk yang dulu kita sebut Onte. Si jamal. Maskot kita.

Atau saat-saat pukul tujuh lewat lima. Dan aku selalu dan tentu saja jadi langganan tetap biang telat sekolah itu. Dikunci didepan pagar lantas memarkir motor ditempat toke untuk selanjutnya tetap kesekolah dengan meloncati pagar belakang Bang Ponimin.

Karna sekolah adalah opium kita. Obat dari segala kerusuhan hati dirumah. Tempat tersenyum lepas bertemu anak-anak dodol namun baik hati. Gorengan dan mie kocok dikantin bunda. Tempat kita bercerita dan berdebat siapa selanjutnya yang akan menjuarai DBL tahun ini.

Ketika kembali kutanya pada mereka. Jika bisa memilih dan bisa memilih, ingin saja sampai tua menghabiskan waktu disekolah ini. Dikelas ini. Karna emang sungguh gak ada kebahagiaan lain dimuka bumi selain berkumpul.

Aku gak akan lupa. Wajah-wajah polos kita yang penuh coretan bedak putih karna kalah main Box dibelakang kelas. Atau beberapa anak yang pailit karna main monopoli dipojokan IPA 1. dimana semua guru gak akan pernah menyangka betapa bengalnya kami sesungguhnya.

Aku yang gak akan pernah lupa. Bangku itu. Bangku milikku. Bangku kedua tepat dibawah kipas angin. Tempat yang sangat nyaman dan strategis untuk : Tidur , Belajar, Ribut dan Menyontek. Aku juga ingat dengan benar siapa yang duduk menemani 3 tahun disampingku. Seorang makhluk lebai nan sengak bernama Irkham aulia akbar. Yang sudah kuanggap keluargaku sendiri.

Atau yang duduk dibangku depan ku. Orang ketapang nan selembe yang selalu dengan celetukannya yang pedas namun membangun dalam setiap masalah yang ada saat itu. Uti hendi.

Atau sigede bermata kodok yang sangat dermawan untuk dizolimi anak-anak. Mas agid. Maskot kelas yang selalu jadi bahan sakatan. Karna memang sepertinya ia diciptakan untuk disakat habis-habisan. Juragan jengkol dari madura, Jamal Onte.

Sii cengkong yang jago matematika. Aris yang sangat loyal terhadap lembar jawabannya. Anggun bebeb dan siska dundun yang suka dandan. Mami priska yang bergigi kawat penjara. Dodi lesmana yang luar biasa nakal dan bandel namun setiakawan. Harfani yang preman tapi baik hati pada semua. Demi Tuhan… gak kan kulupa.

Malam ini aku mendengarkan sebuah lagu yang membawa kembali kemasa jaman keemasan itu. Dan BODOH nya tanpa sadar meneteskan air mata. Sedih? Tidak. Hanya bingung. Dimana lagi akan kudapatkan sahabat seperti ini? Beli? Beli dimana?

Kebersamaan ini gak bisa dibeli dan terbayar berapapun kelak. Walaupun kami telah sukses nanti. Ini akan selalu tersimpan dalam buku kenangan. Memori otakku dan mereka. Sesuai janji kami akan selalu mengingat tanggal 17 juli. Dimana kebersamaan itu berawal dan berakhir pada pesta Prom dan perpisahan.

Bangun pada pagi hari. Memimpikan kelas itu. Dan bersorak. Ini sudah pagi. Aku harus sekolah. Namun, kini aku sudah kuliah. Gak ada lagi seragam itu. Sepatu hitam dan kaos kaki putih. Aku dengan seragam biruku sekarang.

Ah ! ini kecil,kawan. Adakah yang bisa memastikan bahwa aku setidaknya bisa melihat wajah bloon kalian lagi? Ada gak? At least for kickin your ass again? T_T

Terima kasih. Kalian yang membantuku melewati masa-masa sulit.
Terima kasih. Kalian membuatku nyaris LUPA total pada problem cinta monyet.
Terima kasih. Karna kebersamaan ini aku mampu menghadapi rangkaian cobaan dan pengkhianatan dalam hidup.
Terima kasih. Mampu terus tertawa. Selembe dan demikian sangat terbuka.

Maaf. Hanya lewat sini aku bisa berterima kasih.
Maaf. Jika kadang kuberbicara ceplas-ceplos.
Maaf. Jika pernah membuat kalian kesal
(aku yakin kalian pasti tiap hari kesal. Gak ada yang gak kesal liat tingkah teis saat itu )

Sahabatku…. Baik itu yang satu sekolah atau disekolah lain. Dimanapun kalian sekarang. Tolong. Mari kita wujudkan mimpi-mimpi itu, untuk menjadi orang yang berguna.

Agar Insha allah… suatu hari…. Pada satu tahun dimana kita telah berhasil… tahun yang kita gak tahu kapan. Tepat pada 17 juli… kita akan bertemu kembali. Amin. Ya robbal alamin.

 

NonaSunda Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang